Pakan Fermentasi untuk Kambing cukup dua orang untuk 40 ekor, Biaya bisa di minimalisir. Lebih Irit, Murah dan Menguntungkan !
Probiotik TANGGUH
Domba dan Kambing hanya sebagian dari ternak yang bisa merasakan
lezatnya pakan fermentasi. Selain menguntungkan dari sisi pengeluaran,
Kambing ternyata juga cepat gemuk. Cara membuatnya juga mudah dan bisa
dilakukan siapa saja.
Saat Drum/tong dibuka, daun-daun utuh masih bertangkai yang berwarna
coklat. Baunya segar, harum dan sepertinya gurih. Inilah pakan
fermentasi yang saat ini sedang marak digunakan oleh banyak peternak.
Kambing untuk hari raya kita besarkan dengan pakan ini, hasilnya luar
biasa... kata Pak Hasan 42 tahun (peternak kambing). Bukan hanya untuk pembesaran Kambing-Domba , Kambing PE yang diambil susu nya juga diberi makan dengan pakan fermentasi ini.
Pak Hasan memulai usahanya memelihara kambing sejak tahun 2011.
Sementara untuk Domba ia memelihara sejak tahun 2006. Untuk dombanya
pakan yang diberikan pertama kali adalah hijauan dan ampas tahu. Setelah
ada pakan fermentasi, Dombanyapun beralih pakan. Pakan fermentasi ini
dibuat dari bahan-bahan seperti Dedak Kopi, Bungkil, Tongkol Jagung,
Gaplek, Tetes Tebu dan Fermentator. Sebenarnya kita dapt memanfaatkan
bahan sisa yang berada di sekitar kita. Daerah tempat tinggal pak hasan
memang penuh dengan tanaman kopi. Sisa hasil penggilaingan kopi inilah
yang dinamakan dedak kopi. Setelah jadi, ramuan ini dinamakan
konsentrat. Konsentrat ini harus dicampur dengan pakan silase.
Untuk silase, bisa dibuat dari hijauan yang biasa diberikan untuk
kambing. Hijauan ini dipotong-potong kemudian disemprot menggunakan
tetes tebu dengan perbandingan 4 liter tetes dan 40 liter air. Bahan
berupa silase dan konsentrat diberikan dengan tambahan katul dan ampas
tahu. Pada domba, konsentrat dan ampas diberikan dengan tambahan jerami
sebagai sumber serat.
Pada Kambing, bahan-bahan berupa hijauan ini tidak perlu dicacah lembut
seperti pada sapi. Dengan demikian tidak dibutuhkan mesin coper / mesin
pencacah makanan ternak. Saat dicoba diberikan, hijauan dalam bentuk
fermentasi tersebut bentuknya memang masih utuh berupa potongan beserta
ranting tanaman. Kambing juga tampak lahap memakannya tanpa kendala sama
sekali. Untuk lebih memaksimalkan tenaga kerja, Hasan tidak membuat
sendiri konsentrat sebagai campuran pakan tersebut. "kita pesan dari
rekan yang membuat konsentrat tersebut," katanya. Walaupun membeli jika
dihitung-hitung masih ada keuntunganya dan tetap hemat. "Kebetulan
daerah kita memang banyak sekali limbah-limbah pertanian yang
terbuang-buang. Dengan sedikit teknik saja, ternyata limbah ini bisa
dijadikan pakan yang bernilai gizi tinggi bagi ternak," tambahnya.
Pakan kambing berupa hijauan, walaupun terdapat banyak di alam, namun
daya simpannya tidak lama. Hijauan ini harus segera diberikan. Ternak
biasanya tidak mau jika daun-daunan sudah kering. Dengan metode silase
ini pakan bisa awet selam berhari-hari. Ini adalah suatu keuntungan
tersendiri karena kita bisa membuat pakan untuk stok selama beberapa
hari.
Pak Hasan mengaku bahwa dengan pemberian pakan fermentasi ini, ada
penghemaatan dalam tenaga kerja. Untuk memberi pakan ternak sebanyak 40
ekor, dibutuhkan dua orang tenaga kerja. Sampai pada angka 100 ekor
cukup ditangani oleh dua orang saja, ini dengan catatan bahwa makanan
sudah siap diberikan. Modal terbesar mungkin pada pembelian tong-tong
plastik tersebut. Semakin banyak populasi ternak maka kita harus
menyediakan banyak tong untuk wadah fermentasi. Saat ini tong plastik
menjadi pilihan favorit bagi para pelaku pembuat pakan fermentasi.
Keuntungan sama, ada penghematan waktu
Pakan fermentasi memberikan nutrisi cukup untuk ternak. Dalam sebuah
penelitian, ternyata kandungan protein pakan fermentasi ini lebih baik
daripada konsentrat produksi sebuah pabrik. Dalam skala besar kita
harus berhati-hati dalam memilih konsentrat untuk ternak. Jika perlu,
kita bisa membawa konsentrat tersebut ke laboratorium untuk uji
kandungan gizi. sudah sesuaikah dengan yang ditulis?
Dengan pakan fermentasi bobot ternak lebih cepat tercapai dengan
demikian umur panen menjadi lebih singkat. Untuk penggemukan pakan ini
cocok sekali. Untuk kambing yang diambil susu nya pun, pakan ini juga
sangat bagus. Saat menggunakan ramban / daun-daunan segar biasa,
dibutuhkan sekitar Rp.7.500,- untuk setiap bongkoknya per sekali makan.
Dengan pakan fermentasi biayanya hanya Rp. 2.000 rupiah per sekali
makan. Nyata sekali bedanya bukan ?
Bagaimana ketahanan dari bahan makanan fermentasi ini? Dalam kondisi
sesuai prosedur, bahan makanan ini tahan hingga satu bulan dalam tong.
Sesuai prosedur disini artinya tetap dalam kondisi kedap udara. Setelah
pakan diambil, Wadah ditutup rapat lagi. Demikian seterusnya hingga
pakan habis dan kita siap membuatnya lagi yang baru.
Perbedaan selisih biaya pakan memang kadang sederhana. Namun jika ternak
anda banyak , Jumlahnya bisa banyak juga. Selisihnya bisa jadi sangat
luar biasa. Untuk para peternak besar, menggunakan pakan fermentasi
sangat dianjurkan agar efektif dan efisien. Selamat Mencoba . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar